Online Visitor

Wednesday, March 25, 2020

Bagaimana KRL bisa bergerak


          KRL atau Kereta Rel Listrik, merupakan salah satu jenis transportasi rel yang menggunakan listrik sebagai sumber tenaga untuk mengoperasikan rangkaian KRL ( dalam Bahasa Inggris EMU ( Electrical Multiple Unit)).  

         Dalam pengoperasiannya, Indonesia menggunakan sistem elektrifikasi LAA atau Listrik Aliran Atas. Kabel penghantar listrik yang kita lihat diatas rangkaian kereta merupakan komponen untuk menghantarkan energi listrik yang menghubungkan antara kabel kontak dengan Pantograph KRL yang kemudian diolah menjadi sumber penggerak utama dalam rangkaian kereta. Tenaga listrik yang dibutuhkan umumnya sebanyak 1500 Volt - 25kV.

          LAA di Indonesia dipasang pada jalur lintas Jabodetabek. Dalam perkembangannya, Indonesia menggunakan banyak varian dan tipe LAA, pada saat Nederlands Indische Spoorwegen ( NIS ) masih menguasai tanah Jawa, jalur pertama yang dipasang LAA adalah lintas Stasiun Tanjung Priok ke Stasiun Jatinegara pada tahun 1925 dengan beberapa set lokomotif listrik yang saat ini sudah dirucat, hanya ada satu lokomotif listrik yang tersisa, yaitu lokomotif ESS 3200 'Bon bon' yang saat ini disimpan dan dinyatakan sebagai benda cagar budaya.

Listrik Aliran Atas ( LAA ) di British Railway
Sumber : https://pixabay.com/photos/railway-catenary-station-area-2963371/

          Saat berdinas, KRL menggunakan peranti berupa Pantograf atau alat penyambung antara LAA dengan rangkaian Kereta. Alat ini dapat kita jumpai tepat diatap rangkaian kereta. Pantograf menekan sisi bawah kabel LAA, yakni kabel kontak. Alat tersebut sangat konduktif dan dapat mengalirkan arus listrik ke KRL/lokomotif listrik. Arus listrik dihantarkan melalui metalize carbon strip/collector kemudian terus menghambat hingga support insulators dan mesin utama.
Ilustrasi Pantograf ( Pantograph )
Sumber : Liberal Dictionary English Dictionary

            Ketika listrik telah sampai pada support insulators, aliran listrik kemudian dialirkan menuju konverter. Konverter mengubah arus menjadi DC, sebagai stabilizer arus, dan pengatur tegangan yang nantinya akan dialirkan pula ke kabin masinis dan komponen listrik kereta. Namun saat ini metode arus DC sudah tak lagi dipakai karena efisensi pemakaian dan seringnya trouble. Saat ini rangkaian KRL menggunakan metode arus DC-DC dan arus AC. Dengan begitu efisiensi dan pendistribusian listrik akan lebih baik. 1 unit KRL biasanya terdiri dari 10-12 kereta dimana 2-3 kereta memilki sistem penggerak dan pantograf. KRL memiliki 24 motor masing-masing bertenaga 165 kW sehingga total mencapai 3,9 MW pada 1500 V DC.
Ilustrasi
Sumber : https://konversi.wordpress.com

             Lanjut, ketika listrik telah didistribusikan dengan perangkat koverter, trafo, dan inverter, salah satu alirannya mengalir ke motor traksi yang kemudian menjadi dinamo penggerak bagi roda, motor traksi biasanya berada dibawah rangkaian KRL dan posisinya dekat dengan boogie atau roda, mesin ini mengeluarkan suara bising saat sedang melakukan akselerasi atau memulai perjalanan. Aliran lain mengalir ke seluruh sudut rangkaian sesuai dengan kebutuhan KRL, seperti perangkat masinis ( horn, signal lamp, telephone, throttle, monitor,dll) dan perangkat kereta ( lampu penumpang, pintu otomatis, pendingin, pengeras suara, dll). Seberapa cepat dinamo penggerak berjalan akan diatur melalui kabin masinis dengan adanya alat berupa tuas pengatur kecepatan/throttle yang dibagi menjadi beberapa segmen, umumnya terdiri dari satu sampai empat notch. Pada saat KRL berada di stasiun, masinis biasanya akan memulai dari notch satu hingga notch empat berurutan sesuai dengan standar pembatas kecepatan yang berlaku dirute tersebut.


Masinis sedang mengendalikan Throttle
Sumber : https://www.kaorinusantara.or.id/wp-content/uploads/2018/05/IMG-20180502-WA0004.jpg

              Bagaimana cara kerja masinis ketika akan menjalankan kereta?
Saat pertama kali dinas, KRL akan dicek seluruh komponennya dengan tujuan keselamatan dan keamanan. Masinis akan menggerakan kereta sesuai arahan dari rumah sinyal dan jadwal keberangkatan.

              Ketika keberangkatan tiba, masinis akan mengubah handle tuas Reverse dari idle/netral kearah yang sesuai (maju,mundur). Ketika masinis mengubah tuas Reverse, kereta belum berjalan. Kereta akan berjalan ketika masinis mendorong Throttle ke notch satu hingga empat yang kemudian memberikan perintah ke motor traksi untuk bergerak. Untuk menurunkan laju, masinis akan mengerem dengan menggunakan 3 tipe brake/rem, yaitu rem kereta, rem lokomotif, dan rem dinamis. Rem kereta merupakan rem yang ada pada gerbong kereta agar pengereman tidak hanya dibebankan pada lokomotif, rem lokomotif merupakan rem yang digunakan ketika lokomotif sedang berjalan tanpa rangkaian. KRL menggunakan rem kereta dan rem dinamis, yang mana rem ini juga memiliki tuas tersendiri. Beberapa KRL menggunakan sistem combined power handle dimana brake/rem dan throttle laju disatukan pada satu tuas.


Share:

5 comments:

Welcome to NanoTech877!

©NanoTech877™ @2020. Powered by Blogger.

CHAT

Partner