Online Visitor

Monday, January 30, 2017

6 Pesawat Siluman Terbaik DiDunia

Kalian tahu kan apa itu Pesawat Tempur ?? Ya pastilah sudah tahu hehehe
Kali ini saya akan memberitahu nihh sobat NT, Tentang pesawat siluman yang canggih.
Yukkk simak aja penjelasan berikut!


1. F-22 Raptor f-22-horz  (AS)

F-22 Raptor adalah pesawat tempur siluman buatan Amerika Serikat. Pesawat ini awalnya direncanakan untuk dijadikan pesawat tempur superioritas udara untuk digunakan menghadapi pesawat tempur Uni Soviet, tetapi pesawat ini juga dilengkapi peralatan untuk serangan darat, peperangan elektronik dan sinyal intelijen. Pesawat ini melalui masa pengembangan yang panjang, versi prototipnya diberi nama YF-22, tiga tahun sebelum secara resmi dipakai diberi namaF/A-22 dan akhirnya diberi nama F-22A ketika resmi mulai dipakai pada Desember 2005.

Lockheed Martin Aeronautics adalah kontraktor utama yang bertanggungjawab memproduksi sebagian besar badan pesawat, persenjataan dan perakitan F-22. Kemudian mitranya, Boeing Integrated Defense Systems memproduksi sayap, peralatan avionik dan pelatihan pilot dan perawatan.

F-22 dirancang untuk membawa peluru kendali udara ke udara yang tersimpan secara internal di dalam badan pesawat agar tidak mengganggu kemampuan silumannya. Peluncuran rudal ini didahului oleh membukanya katup persenjataan lalu rudal didorong kebawah oleh sistem hidraulik.

Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB)
Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB)
Pesawat ini juga bisa membawa bom, misalnya Joint Direct Attack Munition (JDAM) dan Small-Diameter Bomb (SDB) yang lebih baru. Selain penyimpanan internal, pesawat ini juga dapat membawa persenjataan pada empat titik eksternal, tetapi apabila ini dipakai akan sangat mengurangi kemampuan siluman, kecepatan dan kelincahannya.

Untuk senjata cadangan, F-22 membawa meriam otomatis M61A2 Vulcan 20 mm yang tersimpan di bagian kanan pesawat, meriam ini membawa 480 butir peluru dan akan habis bila ditembakkan secara terus-menerus selama sekitar lima detik. Meskipun begitu, F-22 dapat menggunakan meriam ini ketika bertarung tanpa terdeteksi, yang akan dibutuhkan ketika rudal sudah habis.

Pesawat tempur modern Barat masa kini sudah memakai fitur-fitur yang membuat mereka lebih sulit dideteksi di radar dari pesawat sebelumnya, seperti pemakaian material penyerap radar. Pada F-22 selain pemakaian material penyerap radar, bentuk dan rupa F-22 juga dirancang khusus dan detail lain seperti cantelan pada pesawat dan helm pilot juga sudah dibuat agar lebih tersembunyi. F-22 juga dirancang untuk mengeluarkan emisi infra-merah yang lebih sulit untuk dilacak oleh peluru kendali “pencari panas”.

F-117 Nighthawk dan B-2 Spirit
F-117 Nighthawk dan B-2 Spirit
Namun F-22 tidak tergantung pada material penyerap radar seperti F-117 Nighthawk. Penggunaan material ini sempat memunculkan masalah karena tidak tahan cuaca buruk. Tidak seperti pesawat pengebom siluman B-2 Spirit yang membutuhkan hangar khusus, F-22 dapat diberikan perawatan pada hangar biasa. Selain itu F-22 juga memiliki sistem yang bernama “Signature Assessment System“, yang akan menandakan kapan jejak radar pesawat sudah tinggi, sampai akhirnya membutuhkan pembetulan dan perawatan.

Pemakaian afterburner juga membuat emisi pesawat lebih mudah ditangkap oleh radar, ini diperkirakan adalah alasan mengapa pesawat F-22 difokuskan untuk bisa memiliki kemampuan supercruise.

2. F-35 Lightning II (AS)

F-35 Lightning II atau Joint Strike Fighter adalah pesawat tempur generasi ke 5, produksi kerjasama Lockheed Martin, Northrop Grumman dan BAE Systems. Pesawat super canggih ini mempunyai kapabilitas “Stealth”, tidak akan terlihat di radar lawan. Jumlah persenjataan dan amunisi yang bisa dibawanya pun lebih bayak dibanding pesawat-pesawat tempur generasi sebelumnya, seperti F-16 dan F-18.

F-35 Lightning II adalah pesawat canggih yang mampu mengelak dari radar lawan. Pesawat ini merupakan hasil pengembangan dari pesawat X-35 dalam program Joint Strike Fighter. Pesawat ini adalah pesawat tempur berkursi tunggal, bermesin tunggal yang dapat melakukan banyak fungsi, antara lain pertempuran udara ke udara (dogfight), dukungan udara jarak dekat, serangan ke permukaan dan pengeboman taktis.

F-35 Lightning JSF bentuknya seperti pesawat jet tempur modern, tetapi yang membuat jet ini khusus adalah perangkat lunak dan kemampuan mengumpulkan data intelijen.

JSF juga merupakan pesawat mata-mata di angkasa. Pesawat ini dapat mengumpulkan informasi dari angkasa luar, darat, pesawat lain dan kemudian mengirimkannya ke para komandan di darat. Pilot mempunyai “mata dewa” saat perang. Dengan menekan sebuah tombol, maka sebuah kamera yang berada di bawah akan mulai bekerja, yang berfungsi untuk melihat keseluruhan pesawat.

Saat terbang jet ini mengetahui cara melayang lebih baik daripada pilot Harrier terbaik. Pilot tidak disibukkan dengan mengemudi sehingga lebih dapat memusatkan perhatian berperang.

Pengembangan pesawat ini dibiayai oleh Amerika Serikat, Britania Raya dan beberapa negara lainnya. Pesawat demonstrasi, pertama kali terbang pada tahun 2000 dan pesawat versi produksi pertama kali terbang pada 15 Desember 2006. Steve Long adalah pilot RAF pertama yang mengemudi jet satu kursi tersebut.

3. Chengdu J-20 (Cina)

Chengdu J-20 adalah pesawat tempur siluman pertama buatan China kira kira setahun lalu dilaporkan telah menjalani uji kecepatan di Chengdu Aircraft Design Institute Airport, China. Dalam laporan tersebut menyebutkan bahwa uji coba tersebut dilakukan pada 29 Desember 2010. Pesawat tempur dengan teknologi stealth (siluman) ini memiliki ukuran yang lebih besar dari pada yang diperkirakan sebelumnya oleh para pengamat militer dari luar negeri.

Uji coba yang dilakukan oleh J-20 sekaligus mematahkan anggapan Menteri Pertahanan AS, Robert Gate, bahwa China tidak akan mampu membuat pesawat tempur siluman setidaknya hingga tahun 2020. Keyakinan ini juga yang membuat Gate mengusulkan untuk menghentikan produksi F-22 Raptor.

Mengenai Chengdu J-20 ini sudah dipublikasikan oleh pihak militer China pada sebuah wawancara TV pada bulan November 2009. Dalam wawancara tersebut Jenderal He Weirong, pejabat pada AU China, mengatakan bahwa mereka akan melakukan uji coba terbang pesawat siluman tersebut antara tahun 2010 dan 2011. Dan diharapkan Chengdu J-20 sudah bisa dioperasikan paling lambat pada tahun 2019.

Pesawat J-20 adalah pesawat berawak (pilot) tunggal dengan mesin ganda. Ukurannya lebih besar dan lebih berat jika dibandingkan dengan dua pesawat siluman milik Rusia dan AS, F-22 Raptor dan Sukhoi T-50. Spesifikasinya belum diketahui tapi setidaknya pesawat siluman milik China ini memiliki panjang 75 kaki.

Awal pengembangan proyek jet tempur siluman China dikabarkan telah dimulai pada dasawarsa 1990-an. Kantor US Office of Naval Intelligence (ONI) melaporkan bahwa sebuah jet tempur canggih dengan mesin ganda sedang dibangun di Shenyang Aircraft Corporation (SAC) pada tahun 1998.

Baca juga! : Apa itu Railgun ?

Sebuah pesawat yang dikenal dengan nama J-12 dan pada tahun 2002, Shenyang Aircraft Corporation (SAC) telah dipilih untuk penelitian dan pengembangan pesawat-pesawat tempur yang dibutuhkan China pada abad 21. Salah satunya adalah pesawat yang dikenal dengan nama XXJ atau Chengdu J-20. Pesawat tempur yang diproyeksikan untuk dua orang awak serta memiliki kelas dan kemampuan yang sama dengan F-22 Raptor milik AS. Laporan dari China pada tahun 2002 mengatakan bahwa mereka secara rahasia sedang mengembangkan beberapa desain pesawat tempur yang akan menjadi tandingan bagi jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 JSF.

4. Sukhoi PAK FA T-50 (Rusia)


Sukhoi T-50 PAK FA adalah jet tempur generasi kelima yang dikembangkan oleh Sukhoi OKB untuk Angkatan Udara Rusia. Pembuat pesawat tempur ini direncanakan untuk menggantikan jet tempur Mig-29 Fulcrum dan Su-27 Flanker pada sistem pertahanan udara Rusia. Selain itu Sukhoi T-50 juga dijadikan sebagai dasar untuk proyek Sukhoi HAL FGFA yang bertujuan mengembangkan jet tempur untuk kebutuhan Angkatan Udara India.

Sukhoi T-50 sengaja dirancang untuk menandingi jet tempur siluman F-22 Raptor dan F-35 Lightning II milik AS. Penerbangan perdana Sukhoi T-50 dilakukan pada tanggal 29 Januari 2010. Kemudian disusul dengan penerbangan kedua pada tanggal 12 Februari 2010. Dan hingga pada tanggal 31 Agustus 2010, PAK FA Sukhoi T-50 sudah 17 kali melakukan penerbangan.

Mikhail Pogosyan
Mikhail Pogosyan
Direktur Sukhoi, Mikhail Pogosyan, telah memproyeksikan pemasaran 1.000 unit Sukhoi T-50 PAK FA dalam waktu empat dekade ke depan. Pembuatan jet tempur siluman ini akan dilakukan berdasarkan kerja sama Rusia dengan India. Kedua negara tersebut masing-masing akan memiliki 200 unit Sukhoi T-50, sedangkan 600 unit berikutnya akan dijual kepada negara-negara lain. Pada tahap pertama Angkatan Udara India akan memperoleh 50 unit pesawat versi satu crew (versi Rusia) sebelum pengembangan Sukhoi T-50 dengan 2 crew yang akan dikembangkan pada proyek FGFA. Sedangkan Departemen Pertahanan Rusia akan membeli 10 unit pada produksi tahap pertama di tahun 2012, kemudian disusul pembelian 60 unit pada tahun 2016.

Sementara itu Ruslan Pukhov, Direktur Pusat Analisis Strategi dan Teknologi Sukhoi, telah memproyeksikan bahwa Vietnam akan menjadi negara kedua setelah Rusia dan India yang akan membeli produk Sukhoi T-50 PAK FA ini. Jet tempur ini diharapkan memiliki masa operasional sekitar 30 hingga 35 tahun.

Radar kompleks PAK FA SH121 memiliki tiga radar X-Band AESA yang terpasang pada bagian depan dan sisi pesawat. Kemudian didukung juga oleh radar L-Band yang terpasang pada permukaan sayap yang terbukti telah meningkatkan efektivitas terhadap target VLO yang dioptimalkan pada frekuensi X-Band. Pesawat tempur ini juga memiliki IRST IR / search optik dan sistem pelacakan. Sementara itu Hindustan Aeronautics Ltd dikabarkan akan menyediakan sistem navigasi dan sistem komputer misi.

Persenjataan tidak dipasang pada prototipe yang telah menjalani uji penerbangan. Tapi kemungkinan besar Sukhoi T-50 PAK FA akan dilengkapi dengan senapan GSh-301 yang memiliki kaliber 30 mm. Untuk persenjataan rudal, kemungkinan akan digunakan rudal jenis Izdeliye 810, K74, K30, KH38M, dan KH58 USHK. Bom yang diangkut adalah bom berpandu yang memiliki bobot dari 250 kg hingga 1.500 kg.

5. Mitsubishi ATD-X Shinsin (Jepang)



Mitsubishi ATD-X Shinsin Jepang adalah jet tempur generasi kelima yang menggunakan teknologi siluman canggih. Dikembangkan oleh Kementrian Pertahanan Jepang, untuk pengembangan tehnik dilakukan oleh Technical Research and Development Institute (TRDI). Kontraktor utama proyek ini adalah Mitsubishi Heavy Industries. Pesawat ini akan menjadi pesawat tempur siluman pertama yang dibuat oleh jepang. Nama ATD-X adalah kronim dari “Advanced Technology Demonstrator – X“. Pesawat ini dalam bahasa jepangnya bernama 心神 (shin-shin) yang berarti “Hati dan Jiwa”. Pesawat ini dijadwalkan terbang untuk pertama kalinya pada tahun 2014. Desain dan bentuk pesawat ini banyak memiliki kemiripan dengan pesawat-pesawat tempur  generasi ke empat dan kelima buatan Amerika. Peswat ini banyak miripannya dengan F-22 Raptor.

6. KFX Indonesia 



Untuk saat ini Angkatan Udara AS jelas memiliki keunggulan karena F-22 Raptor mereka sudah siap pakai disamping F-35 yang sudah dalam tahap perampungan. Sekedar informasi, saat ini Indonesia juga bekerjasama dengan Korea Selatan untuk membuat jet tempur siluman masa depan. Proyek Indonesia-Korsel ini memiliki persentase keberhasilan yang cukup tinggi. Untuk saat ini, jet tempur Indonesia Korsel ini disebut dengan KFX.

Proyek bilateral ini sudah berjalan dan berlangsung lebih kurang satu setengah tahun. Selama kurun waktu tersebut  konsep jet tempur masa datang generasi 4,5 ini telah diurai dan disusun menurut kebutuhan operasional sistem pertahanan Korea dan Indonesia. Program ini dikatakan telah menelan anggaran 8 miliar dolar AS, dimana Indonesia akan menanggung 20 persen sementara sisanya akan dipikul Korea. Dalam perjanjian juga disepakati, Indonesia berhak membeli 50 unit pesawat, sementara Korea Selatan 150 unit. Dan jika pesawat ini dibeli negara lain, kedua pihak akan berbagi royalti.


Perancangan front-liner fighter yang bakal beroperasi setelah 2020 ini dipusatkan di KFX/IFX Research Center, Daejeon, 160 km sebelah selatan ibukota Seoul. Di sini telah berkutat dan saling bertukar-pikiran 140 enjinir dari kedua negara, di mana 30 persennya berasal dari Indonesia. KFX/IFX tak lain adalah singkatan dari Korea Fighter Experiment/Indonesia Fighter Experiment. Korea Selatan sendiri ingin Turki ikut bergabung, namun negeri ini mengundurkan diri setelah sebelumnya sempat menyatakan tertarik.

Menurut pihak Defence Acquisition Program Administration (DAPA) Korea Selatan, jet-jet tempur baru ini akan menggantikan jajaran F-4 Phantom dan F-5 yang sudah menua. Korea tertarik mengajak Indonesia, karena Indonesia merupakan sahabat yang tak memiliki problem politik dan batas wilayah. Telah mampunya Indonesia membuat sendiri pesawat terbang dan adanya hubungan dagang di antara kedua negara, juga menjadi faktor penentu.
Share:

0 komentar:

Post a Comment

Welcome to NanoTech877!

©NanoTech877™ @2020. Powered by Blogger.

CHAT

Partner